25 Januari 2011
Pilihan Seorang Engineer
Sebagai seorang Engineer pernahkan kita berpikir tentang karir nantinya? Hmm...mungkin sebagian orang sudah ada yang megetahui arah karirnya dan mungkin sebagian lagi masih dalam area abu-abu atau bahkan mungkin sebagian lagi belum pernah terpikirkan sama sekali.
(Sebelumnya mari kita singkirkan terlebih dahulu hubungan vertical antara seorang Engineer dengan Sang Penciptanya karena jika kita membicarakannya kali ini, kita akan memiliki pembahasan yang meluas)
Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar bahwa seseorang yang bekerja terlepas bahwa dia seorang Engineer atau bukan, semuanya akan mengalami 3 fase dalam karir dan pekerjaannya (nanti kita akan membicarakan lebih spesifik lagi karir bagi seorang Engineer).
Ok, 3 fase seorang pekerja kurang lebih seperti ini:
Fase Pertama ; Seorang mahasiswa atau lebih baik kita bilang (biar lebih umum) seorang mantan anak didik apapun background pendidikannya akan berpikir satu tujuan setelah dia menamatkan pendidikannya yakni dia ingin segera mendapatkan pekerjaan. Yap betul sekali, uang! Sesuatu hal yang utama yang dicari seseorang dalam bekerja. (Ssttt… sekali lagi jangan bawa-bawa hubungan vertical dalam pokok pembahasan kali ini ya). Penulis juga seperti itu saat awal mulai mencari pekerjaan. Setelah penulis lulus melaksanakan pendidikannya di perguruan tinggi, langkah awal yang dilakukan adalah mencari pekerjaan. Dengan tujuan awal untuk mendapatkan uang dan bisa membahagiakan kedua orang tua. Harapannya agar bisa membantu meringankan beban orang tua. Kurang lebihnya ingin membalas budi (walaupun sebenarnya budi orang tua tidak akan pernah bisa terbayarkan).
PS: Akan tetapi fase pertama ini bisa terlewati oleh sebagian orang, jika dia berasal dari keluarga yang mampu.
Fase Kedua ; Setelah seseorang bekerja maka dia akan mulai berpikir untuk mengasah SKILL yang dimilikinya. Tujuannya tidak lain agar dia sukses dalam perkerjaanya (impactnya pada penghasilan yang dihasilkannya). Dalam tahap ini seseorang akan kembali ingat pada masa menuntut ilmu dulu. Jika ingin mendapatkan nilai bagus maka harus belajar. So, begitu juga dalam dunia kerja, jika ingin mendapatkan apresiasi yang bagus dari atasannya, harus bisa menunjukkan performansi yang bagus dalam setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Nah hasil akhir pekerjaan yang bagus itu harus dibarengi dengan skill yang mumpuni, karena tidak semua ilmu yang kita dapat di bangku pendidikan bisa langsung diadaptasikan dalam dunia kerja. Kita kadangkala harus bisa mengambil aplikasi pola pikir seorang pelajar dalam dunia pekerja. Sempat terpikir bahwa sekolah yang berjenjang seperti SD, SMP dan SMA membentuk dan mematangkan pola pikir disamping kita juga mendapatkan tambahan informasi dan pengetahuan. Betul, hanya pematangan pola pikir yang kita butuhkan dalam kurun waktu lebih dari 18 tahun.
PS: Kadang kala fase pertama dan kedua tertukar bagi sebagian orang.
Fase Ketiga ; Setelah seseorang lama bekerja dan mendapatkan penghasilan yang mencukupi kebutuhannya, maka dia akan mulai berpikir akan kenyamanan yang dia rasakan dalam bekerja. Kenyamanan dalam lingkungan pekerjaan, kenyamanan dalam fasilitas yang diberikan perusahaan, ataupun kenyamanan dalam hubungan dia dengan atasannya. Seorang pekerja juga akan mulai membagi konsentrasi dan prioritas kehidupannya dengan keluarga yang dia telah miliki (mungkin fase ini akan lebih dirasakan bagi pekerja yang telah menikah). Banyak pekerja pada fase ketiga ini yang merasakannya setelah bekerja sekitar 5-10 tahun. Jadi jangan heran jika seseorang yang sudah lama mengabdi pada sebuah perusahaan tiba-tiba pindah ke perusahaan yang lebih kecil misalnya, yang berarti bukan dia mengejar penghasilan yang lebih besar akan tetapi mengejar kenyamanan di tempat kerja yang baru tersebut.
Hubungannya dengan karir seorang Engineer adalah saat seorang Engineer memasuki fase Kedua atau Ketiga, dia akan menghadapi sebuah pilihan. Apakah dia akan terus mengasah kemampuan SKILL Engineer yang dimilikinya atau mengasah kemampuan MANAGEMENT yang dia miliki dan pelajari selama menjadi pekerja. Karena sebuah perusahaan membutuhkan 2 macam kelompok ini, pekerja dengan SKILL dibidangnya dan pekerja dengan kemampuan MANAGEMENT untuk menjalankan perusahaan.
Masing-masing memiliki masa depan yang cerah. Jadi tidak ada pembatasan dan pembedaan bahwa Engineer dengan yang memilih mengembangkan kemampuan SKILL tekniknya akan memiliki penghasilan dan/atau karir yang lebih bagus dibandingkan Engineer yang lebih mengembangkan kemampuan MANAGEMENT-nya. Akan tetapi kadangkala pilihan ini bisa memberikan hasil akhir (karir dan/atau pengahasilan) yang berbeda bagi setiap Engineer.
Salam Sukses…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan pesan dan kesan anda dengan tetap menjaga kesopanan (no-spam please)