INFO

.


SEJARAH DAN JENIS BATIK 






Batik yang menjadi salah satu warisan dunia UNESCO pada awalnya dipakai sebagai jarik oleh kaum wanita mulai pada masa kerajaan sekitar abad ke 16. Pada waktu itu, wanita priyai menggunakannya dalam acara formal kerajaan dan upacara-upacara penting. Akan tetapi seiring dengan perjalanan waktu, rakyat biasapun akhirnya mengenal dan menggunakan kain jarik sebagai busana keseharian mereka.

Jarik yang dipakai oleh kaum wanita pada mulanya juga sebagai pembeda antar kasta. Kaum bangsawan menggunakan motif khusus yang tidak boleh di pakai oleh rakyat biasa. Dan uniknya, setiap batik yang tercipta oleh abdi dalem kerajaan akan menjadi koleksi turun temurun yang akan diwariskan ke setiap generasi. Dan tradisi ini sampai sekarang tetap ada bagi keturunan keraton atau kerajaan walaupun jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Dalam keluarga Penulis juga mengenal tradisi ini akan tetapi terbatas pada Jarik khusus yang digunakan pada acara tertentu saja salah satunya dalam prosesi pernikahan. Dalam adat Jawa (Madura) jika kita akan megadakan acara pernikahan, kita akan memanggil seluruh kerabat dengan mendatanginya satu persatu bukan dengan mengirimkan undangan seperti yang dilakukan saat ini. Nah, orang yang didelegasikan oleh pihak tuan rumah (si empunya hajat) biasanya menggunakan kebaya dan jarik tentunya. Dan jarik yang dipakai merupakan warisan turun temurun.

Jika kita berbicara mengenai motif batik, akan sangat beragam dan tak terhitung banyaknya. Kita mengenal batik motif Parung di Jawa, kita mengenal batik Gajah di Lampung, kita mengenal batik mega mendung di cirebon, kita juga mengenal batik Tanjung Bumi di Madura. Beragamnya motif batik ini dikarenakan Nusantara kita terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan kecil sebelum bersatu dalam kejayaan Sriwijaya. 


Secara keseluruhan, batik dapat dibedakan menjadi 3 kategori:

1. Batik Tulis
Batik yang pengerjaannya menggunakan tangan dan terkesan sedang ”menulis” pola. Batik tulis dalam pekerjaannya memerlukan beberapa alat dan bahan. Alat yang digunakan untuk ”menulis” disebut canting. Tungku untuk memanaskan malan. Malan atau istilah lainnya lilin digunakan sebagai bahan membentuk pola pada bahan.
Bahan dasar kain batik pada umumnya kain katun dan sutra. Kain katun sendiri ada jenis kain katun halus dan kasar. Bahan kain yang digunakan akan menentukan harga jual nantinya.

2. Batik Cap
Batik jenis ini menggunakan pengecapan dalam hal pembuatan polanya. Dengan alat bantu cap batik ini maka proses pengerjaanya pun lebih cepat dibandingkan dengan batik tulis. Perbedaanya dengan batik cap dalam hal ketelitian motif dan variasi warna yang dapat dihasilkan. Batik cap akan memiliki tigkat kecerahan yang lebih pudar setelah dicuci dibandingkan dengan batik tulis dikarenakan proses ”pemasakan” kain yang berbeda. Batik tulis yang bagus bisa sampai 4-5 kali pengalami proses ”pemasakan” sehingga warna yang dihasilkan lebih cerah walaupun telah mengalami proses pencucian.


Cap untuk batik



3. Batik Printing
Batik printing dapat dihasilkan dalam scala besar dari sekali proses produksi. Hal ini dikarenakan para produser telah menggunakan alat printing dalam proses pembuatannya. Produksi dalam scala besar ini membuat harga jual batik printing sangat murah dengan corak dan kualitas yang tidak kalah dibandingkan batik cap dan batik tulis jika dilihat sekilas tanpa memperhitungkan eklusifitas dan kepuasan pribadi dalam memakainya.






PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, untuk membuat batik kita memerlukan bahan kain, malan, pewarna dan bahan kimia untuk merebus batik. Untuk mengurangi harga beli bahan, biasanya produsen membelinya dalam jumlah besar. Pertama-tama bahan dipotong sesuai dengan ukuran bahan untuk pakaian atasan pria atau wanita. Biasanya ukurannya sekitar 150x225cm untuk kemeja lengan pendek atau sekitar 150x250m untuk kemeja lengan panjang.

Bahan baku batik

Bahan baku diukur dan dipotong


Setelah dipotong maka langkah selanjutnya adalah pembuatan pola. Untuk pengrajin pemula, pembuatan pola biasanya didahului dengan membuat goresan pola menggunakan pensil dan baru setelah itu, goresan pola tadi dipertegas dengan menggunakan malan. Semua pola yang sudah tebentuk akan ditegaskan dengan menggunakan malan. Sesudahnya maka akan dilanjutkan dengan pewarnaan pola.

Penegasan pola dengan malan


Pewarnaan yang dilakukan bermacam macam, dan biasanya untuk batik tulis menggunakan warna-warna alam seperti kunyit untuk menghasilkan warna kuning dan masih banyak lagi. Dengan bahan warna alami ini warna yang dihasilkan akan semakin cerah setelah proses pencucian (asalkan dengan cara yang benar) dan juga aroma batik tulis yg dihasilkan akan berbau harum (akan sangat berbeda dengan batik cap dan printing).

Setelah pembuatan motif dan pewarnaan, maka langkah selanjutnya proses pemasakan. Kain motif tadi dimasak dalam air mendidih dengan larutan kimia tertentu. Setelah matang maka kain tadi akan dijemur dibawah sinar matahari. Biasanya untuk menghasilkan batik tulis yang berkualitas, proses pewarnaan akan dilakukan kembali dan setelahnya dilakukan proses pemasakan kembali. Untuk kualitas super, biasanya proses ini dilakukan 4-5 kali atau bahkan lebih.




(Read More..)
 
Radja Batik 08172330099